MACAM-MACAM, JENIS-JENIS DAN NAMA ALAT MUSIK TRADISIONAL INDONESIA
Alat Musik Tradisional Indonesia
– Sebagai seorang rakyat dari sebuah negara Indonesia yang sangat kaya
akan budaya, kali ini saya akan menulis lagi tentang salah satu kekayaan
budaya Indonesia yaitu Alat Musik Tradisional Indonesia. Sebelumnya,
saya juga sudah pernah menulis artikel yang bertema budaya Indonesia
yang lain seperti Rumah Adat Indonesia, Tarian Tradisional Indonesia dan Pakaian Tradisional Indonesia.
Alat Musik Tradisional Indonesia atau
yang biasa juga disebut dengan alat musik daerah Indonesia sangat banyak
sekali karena biasanya masing-masing provinsi mempunyai alat musik
tradisional masing-masing.
Dibawah ini Anda dapat membaca artikel
yang berhubungan dengan kumpulan jenis-jenis Alat Musik Tradisional
Indonesia yang tersebar di berbagai provinsi. Semoga dapat bermanfaat

ANGKLUNG
Angklung adalah alat musik yang secara
tradisional berkembang di masyarakat Jawa Barat. Alat musik ini dibuat
dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh
benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi.
BEDUG
Bedug merupakan alat musik tradisional
yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi
sebagai alat komunikasi pada zaman dahulu, baik dalam kegiatan ritual
keagamaan maupun komunikasi antar masyarakat. Saat ini Bedug biasanya
digunakan untuk memberi tahu masyarakat saat memasuki waktu shalat
fardhu. Bedug biasanya juga digunakan saat masyarakat mengadakan takbir
keliling untuk menyambut hari raya Idul Fitri atau hari raya Idul Adha.
CALUNG
Dilihat dari bentuknya, banyak
masyarakat yang menyamakan Calung dengan Angklung. Meskipun hampir sama,
namun cara membunyikan alat musik tersebut sangat berbeda. Angklung
agar keluar bunyinya hanya digoyangkan, sedangkan cara menabuh Calung
harus dengan cara memukul batang-batang bambu.
GAMELAN
Gamelan berasal dari bahasa Jawa yang
artinya memukul atau menabuh. Beberapa provinsi yang sampai saat ini
masih memakai gamelan saat acara-acara adat yaitu Jawa Timur, Jawa
Tengah maupun di Bali. Gamelan saat ini juga makin terkenal saat dipakai
untuk acara komedi yang sangat populer di televisi yaitu Opera Van Java
(OVJ).
KACAPI
Alat musik kacapi sangat populer di kalangan masyarakat Sunda dan dipakai saat acara-acara yang berhubungan dengan kebudayaan.
KOLINTANG
Alat musik Kolintang merupakan alat
musik asli daerah Minahasa Sulawesi Utara. Nama kolintang menurut
masyarakat Minahasa berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting
(nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah setempat
berarti, ajakan “Mari kita lakukan TONG TING TANG” adalah: ” Mangemo
kumolintang”. Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang
agar mudah dilafal oleh masyarakat.
PERERET PENGASIH-ASIH
Pereret Pengasih-asih merupakan alat
musik tradisional yang berasal dari Jembrana Bali. Alat musik tersebut
mirip dengan alat musik terompet, namun terbuat dari kayu yang dibentuk
sedemikian rupa yang akhirnya mengeluarkan bunyi-bunyian seperti
terompet.
REBAB
Alat musik Rebab sendiri awalnya berasal
dari jazirah Arab. Awal masuk ke Indonesia sekitar abad ke-8 saat para
saudagar Arab memulai invasi dagang ke beberapa daerah pesisir Sumatera
dan pesisir Jawa. Alat musik Rebab sendiri merupakan alat musik gesek
yang terdiri dari 2 atau tiga utas senar.
REBANA
Alat musik Rebana asal usulnya berasal
dari Jazirah Arab seperti halnya Rebab. Alat musik Rebana sendiri
biasanya digunakan dalam kesenian yang bernafaskan agama Islam seperti
hadrah ataupun saat membaca shalawat burdah.
SALUANG
Alat musik Salang merupakan alat musik
tradisional masyarakat Minangkabau Sumatera Barat. Alat musik tersebut
merupakan alat musik tiup yang serupa dengan alat musik seruling, namun
pembuatannya lebih sederhana yaitu dengan melubangi bambu tipis atau
yang biasa disebut oleh masyarakat Minang dengan talang sebanyak 4
lubang.
SASANDO
Sasando merupakan alat musik tradisional
Indonesia yang berasal dari Pulau Rote Nusa Tenggara Timur. Sasando
sendiri berasal dari kata Sari (petik) dan Sando (getar) yang kalau digabungkan memiliki makna bergetar saat dipetik.
Sasando dimainkan dengan dua tangan dari arah berlawanan, kiri ke kanan
dan kanan ke kiri. Tangan kiri berfungsi memainkan melodi dan bas,
sementara tangan kanan bertugas memainkan accord.
SAMPEK
Sampek merupakan alat musik tradisional
yang berasal dari Kalimantan tepatnya biasanya digunakan oleh Suku
Dayak. Alat musik ini terbuat dari berbagai jenis kayu. Namun, yang
paling sering dijadikan bahan adalah kayu arrow, kayu kapur, dan kayu
ulin dan dibuat secara tradisional. Proses pembuatan bisa memakan waktu
berminggu minggu. Dibuat dengan 3 senar, 4 senar dan 6 senar. Biasanya
sampek akan diukir sesuai dengan keinginan pembuatnya.
TALEMPONG
Talempong merupakan alat musik
tradisional yang berasal dari Minangkabau Sumatera Barat. Alat musik
tersebut termasuk dalam alat musik pukul seperti halnya Gamelan yang ada
di Jawa. Bahkan bentuknya pun juga hampir sama dengan Gamelan. Saat ini
Talempong yang ada dimasyarakat kebanyakan terbuat dari kuningan
meskipun masih ada juga Talempong yang terbuat dari kayu maupun batu.
Talempong biasanya berbentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5
sentimeter, pada bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya
terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai
tempat untuk dipukul.
TAMBO
Alat musik Tambo merupakan alat musik
yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam. Cara penggunaan alat ini
sama seperti Tambur yaitu dengan cara dipukul. Dulunya alat tradisional
tersebut dipakai sebagai tanda saat memasuki waktu shalat fardhu.
TRITON
Triton merupakan alat musik yang cara
penggunaannya yaitu dengan ditiup. Alat musik tradisional ini berasal
dari Papua. Alat musik ini tersebar di pesisir pantai yang ada di Papua
dan digunakan sebagai alat komunikasi dan sebagai alat panggil kepada
orang lain.
ALAT MUSIK TRADISIONAL TIFA
Alat musik tradisional Tifa termasuk
jenis alat musik pukul. Tifa terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi
atau dihilangkan isinya dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi, dan
biasanya penutupnya digunakan kulit rusa yang telah dikeringkan untuk
menghasilkan suara yang bagus dan indah.
TEROMPET REOG
Terompet Reog merupakan alat musik
tradisional yang berasal dari Ponorogo Jawa Timur. Alat musik ini
biasanya digunakan sebagai pengiring saat pertunjukan Reog Ponorogo.
Alat musik ini termasuk dalam jenis alat musik tiup.
Tari Serampang Dua Belas
Tari Serampang Dua Belas
Kabupaten Serdang Bedagai – Sumatra Utara – Indonesia
![]()
Tari Serampang Dua Belas (Tengku Mira Sinar dan Tomi Hariwan)
|
A. Selayang Pandang
Tari
Serampang Dua Belas merupakan salah satu dari sekian banyak tarian yang
berkembang di bawah Kesultanan Serdang di Kabupaten Serdang Bedagai
(dahulu Kabupaten Deli Serdang). Tari ini merupakan jenis tari
tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang mengandung pesan
tentang perjalanan kisah anak muda dalam mencari jodoh, mulai dari
perkenalan sampai memasuki tahap pernikahan. Inilah salah satu cara
masyarkat Melayu Deli dalam mengajarkan tata cara pencarian jodoh kepada
generasi muda. Sehingga Tari Serampang Dua Belas menjadi kegemaran bagi
generasi muda untuk mempelajari proses yang akan dilalui nantinya jika
ingin membangun mahligai rumah tangga.
Nama
Tari Serampang Dua Belas dahulu lebih dikenal dengan nama Tari Pulau
Sari. Hal ini mengacu pada judul lagu yang mengiringi tarian tersebut,
yaitu lagu Pulau Sari. Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada era 1940-an
dan digubah ulang antara tahun 1950—1960. Sauti yang lahir tahun 1903
di Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai ketika menciptakan Tari
Serampang Dua Belas sedang bertugas di Dinas PP&K Provinsi Sumatra
Utara. Atas inisiatif dari Dinas yang menaunginya, Sauti diperbantukan
menjadi guru di Perwakilan Jawatan Kebudayaan Sumatera Utara di Medan.
Pada masa itulah sauti menciptakan beberapa kreasi tari yang terkenal
hingga sekarang termasuk Tari Serampang Dua Belas. Selain Tari Serampang
Dua Belas, Sauti juga berhasil menggubah bebarapa tari lain, yaitu tari
jenis Tiga Serangkai yang terdiri dari Tari Senandung dengan lagu Kuala
Deli, Tari Mak Inang dengan lagu Mak Inang Pulau Kampai, dan Tari Lagu
Dua dengan lagu Tanjung Katung.
Pada
awal perkembangannya, Tari Serampang Dua Belas hanya boleh dibawakan
oleh laki-laki. Hal ini karena kondisi masyarakat pada waktu itu
melarang perempuan tampil di depan umum, apalagi memperlihatkan
lenggak-lenggok tubuhnya. Tetapi dengan perkembangan zaman, di mana
perempuan sudah dapat berpartisipasi secara lebih leluasa dalam segala
kegiatan, maka Tari Serampang Dua Belas kemudian dimainkan secara
berpasangan antara laki-laki dan perempuan di berbagai pesta dan arena
pertunjukan.
Hingga
saat ini, Tari Serampang Dua Belas sudah berkembang ke beberapa daerah
di Indonesia selain Sumatra Utara, seperti Riau, Jambi, Kalimantan,
Sulawesi, bahkan sampai ke Maluku. Selain dikenal dan dimainkan di
seluruh tanah air, Tari Serampang Dua Belas juga terkenal dan sering
dibawakan di beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura,
Thailand, dan Hongkong. Keberadaan Tari Serampang Dua Belas karya Sauti
ini, mendapat sambutan yang luar biasa di seluruh tanah air dan negara
tetangga. Seiring dengan perkembangan ini, Pemerintah Daerah Kabupaten
Serdang Bedagai beinisiatif untuk melindungi hak cipta tari ini sebagai
aset dan kekayaan daerah tersebut. Untuk mendukung rencana ini, maka
pemerintah setempat mengadakan seminar mengenai Tari Serampang Dua
Belas. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan kembali pada masyarakat
banyak tentang asal muasal dari tari ini, sehingga generasi muda tahu
dan mengerti. Selain itu, diadakan juga berbagai pagelaran lomba Tari
Serampang Dua Belas terutama untuk kalangan masyarakat yang berada di
kawasan Kabupaten Serdang Bedagai.
B. Keistimewaan
Nama
Tari Serampang Dua Belas sebetulnya diambil dari dua belas ragam
gerakan tari yang bercerita tentang tahapan-tahapan proses pencarian
jodoh hingga memasuki tahap perkawinan. Ragam I adalah
permulaan tari dengan gerakan berputar sembari melompat-lompat kecil
yang menggambarkan pertemuan pertama antara seorang laki-laki dan
perempuan. Gerakan ini bertutur tentang pertemuan sepasang anak muda
yang diselingi sikap penuh tanda tanya dan malu-malu.
Ragam II adalah
gerakan tari yang dilakukan sambil berjalan kecil, lalu berputar dan
berbalik ke posisi semula sebagai simbol mulai tumbuh benih-benih cinta
antara kedua insan. Ragam II ini bercerita tentang mulai tumbuhnya rasa
suka di antara dua hati, akan tetapi mereka belum berani untuk
mengutarakannya.
Ragam III memperlihatkan
gerakan berputar (tari Pusing) sebagai simbol sedang memendam cinta.
Dalam tarian ini nampak pemuda dan pemudi semakin sering bertemu,
sehingga membuat cinta makin lama makin bersemi. Namun, keduanya masih
memendamnya tanpa dapat mengutarakannya. Gerakan dalam tarian ini
menggambarkan kegundahan dua insan yang memendam rasa.
Ragam IV dilakukan
dengan gerakan tarian seperti orang mabuk sebagai simbol dari dua
pasang kekasih yang sedang dimabuk kepayang. Gerak tari yang dimainkan
dengan melenggak-lenggok dan terhuyung-huyung seperti orang mabuk. Pada
ragam ini (Tahap IV) proses pertemuan jiwa sudah mulai mendalam dan
tarian ini menggambarkan kondisi kedua insan yang sedang dimabuk
kepayang karena menahan rasa yang tak kunjung padam.
Ragam V dilakukan
dengan cara berjalan melenggak-lenggok sebagai simbol memberi isyarat.
Pada ragam ini, perempuan berusaha mengutarakan rasa suka dan cinta
dengan memberi isyarat terhadap laki-laki, yaitu dengan gerakan
mengikuti pasangan secara teratur. Gerakan tari pada Ragam V ini sering
juga disebut dengan ragam gila.
Ragam VI merupakan gerakan tari dengan
sikap goncet-goncet sebagai simbol membalas isyarat dari kedua insan
yang sedang dilanda cinta. Pada ragam ini, digambarkan pihak laki-laki
yang mencoba menangkap isyarat yang diberikan oleh perempuan dengan
menggerakkan sebelah tangan. Si pemuda dan pemudi kemudian melakukan
tarian dengan langkah yang seirama antara pemuda dan pemudi.

Gerakan Tari Serampang Dua Belas.
Ragam VII dimulai
dengan menggerakkan sebelah kaki kiri/kanan sebagai simbol menduga. Hal
ini menggambarkan terjadinya kesepahaman antara dua pasang kekasih
dalam menangkap isyarat yang saling diberikan. Dari isyarat ini mereka
telah yakin untuk melanjutkan kisah yang telah mereka rajut hingga
memasuki jenjang perkawinan. Setelah janji diucapkan, maka sepasang
kekasih yang sedang dimabuk asmara tersebut pulang untuk bersiap-siap
melanjutkan cerita indah selanjutnya.
Ragam VIII dilakukan
dengan gerakan melonjak maju-mundur simbol proses meyakinkan diri.
Gerakan ini dilakukan dengan melompat sebanyak tiga kali yang dilakukan
sembari maju-mundur. Muda-mudi yang telah berjanji, mecoba kembali
meresapi dan mencoba meyakinkan diri untuk memasuki tahap kehidupan
selanjutnya. Gerakan tari dilakukan dengan gerak bersuka ria yang
menunjukkan sepasang kekasih sedang asik bersenda-gurau sebelum memasuki
jenjang pengenalan dengan kedua keluarga besar.
Ragam IX
adalah gerakan tari yang dilakukan dengan melonjak sebagai simbol
menunggu jawaban. Gerakan tari menggambarkan upaya dari muda-mudi untuk
meminta restu kepada orang tua agar menerima pasangan yang mereka pilih.
Kedua muda-mudi tersebut berdebar-debar menunggu jawaban dan restu
orang tua mereka.
Ragam X menggambarkan
gerakan saling mendatangi sebagai simbol dari proses peminangan dari
pihak laki-laki terhadap perempuan. Setelah ada jawaban kepastian dan
restu dari kedua orang tua masing-masing, maka pihak pemuda mengambil
inisiatif untuk melakukan peminangan terhadap pihak perempuan. Hal ini
dilakukan agar cinta yang sudah lama bersemi dapat bersatu dalam sebuah
ikatan suci, yaitu perkawinan.
Ragam XI memperlihatkan
gerakan jalan beraneka cara sebagai simbol dari proses mengantar
pengantin ke pelaminan. Setelah lamaran yang diajukan oleh pemuda
diterima, maka kedua keluarga akan melangsungkan perkawinan. Gerakan
tari biasanya dilakukan dengan nuansa ceria sebagai ungkapan rasa syukur
menyatunya dua kekasih yang yang sudah lama dimabuk asmara menuju
pelaminan dengan hati yang berbahagia.

Memadukan sapu tangan, pertanda menyatunya dua hati
Ragam XII atau
ragam yang terakhir dimainkan dengan menggunanan sapu tangan sebagai
sebagai simbol telah menyatuya dua hati yang saling mencintai dalam
ikatan perkawinan. Pada ragam ini, gerakan tari dilakukan dengan sapu
tangan yang menyatu yang manggabarkan dua anak muda sudah siap
mengarungi biduk rumah tangga, tanpa dapat dipisahkan baik dalam keadaan
senang maupun susah.
Ragam
tarian yang dimainkan dalam Tari serampang Dua Belas bertambah indah
dan menarik dengan komposisi pakaian warna-warni yang dipakai para
penarinya. Lenggak-lenggok para penari begitu anggun dengan berbalut
kain satin yang menjadi ciri khas pakaian adat dari masyarakat Melayu di
pesisir pantai timur Pulau Sumatra. Sapu tangan melengkapi perpaduan
pakaian tersebut yang kemudian dipergunakan sebagai media tari pada
gerakan penutup Tari Serampang Dua Belas.

Gerakan tari menggunakan sapu tangan.
C. Lokasi
Tari
Serampang Dua Belas biasa ditampilkan pada hari jadi Kabupaten Serdang
Bedagai, terutama dalam perlombaan yang dipusatkan di aula Kantor Bupati di Kota Sei. Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatra Utara, Indonesia.
D. Akses
Untuk
menuju kawasan Kota Sei. Rampah perjalanan dapat ditempuh dengan
menggunakan angkutan umum (bus), mobil pribadi, atau mobil sewaan dari
Bandar Udara Polonia Medan. Perjalanan dari Kota Medan menuju Kota Sei.
Rampah memerlukan waktu kurang-lebih 2 jam dengan jarak sekitar 80 km.
E. Harga Tiket
Tidak dipungut Biaya.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Bagi
para wisatawan yang memerlukan penginapan, dapat menginap di hotel yang
banyak terdapat di kota tersebut. Pilihan hotel pun beragam, mulai dari
kelas melati hingga hotel berbintang. Hotel-hotel tersebut biasanya
menyediakan hidangan dengan beberapa menu untuk bersantap para
wisatawan. Di samping itu, bagi wisatawan yang ingin mencoba hidangan
khas masyarakat setempat, di beberapa tempat di Kota Sei. Rampah
terdapat rumah makan-rumah makan yang menyediakan aneka menu khas
masyarakat Melayu yang bersantan dan pedas.

Tari Saman --- Tari Seribu Tangan

Tari ini adalah
penari harus berlutut waktu latihan. Ada seorang penyanyi dan 2 baris orang
yang menyanyi sambil bertepuk tangan. Tari ini unik dan menarik dan penuh
budaya Indonesia.

Tari saman berasal dari mana ?
Tari Saman
berasal dari Gayo, Aceh. Dan Aceh lokasinya di Pulau Sumatra
Mengapa dinamakan Tari Saman?
Syech Saman
adalah seorang pemimpin agama Muslim di Aceh. Beliau peminpin yang terkenal dan
hebat dan pemimpin agama di kawasan itu. Karena itu, tarian unik ini diberi
nama seperti nama beliau.


Penari Tari Saman Memakai Pakaian Apa?
Pakaian
tradisional untuk Tari Saman adalah kemeja dan celana panjang, topi berbentuk
gulungan dan sebuah sarung. Pakaiannya harus agak longgar supaya bisa bebas
menari.
Dan masih ada
sarong dikenakan dibawah perut macam macam ikat pinggang. Pakaian Tari Saman
berwarna banyak dan cantik, terutama untuk warna kuning.
Tentang Tari Saman
Masa dulu, Tari
Saman jarang dimainkan karena Tari Saman hanya dimainkan terutama untuk
peristiwa yang khusus dan untuk merayakan Hari Ulang Tahun Nobi Mohammad.
Di Indonesia pada
jaman sekarang, ada banyak pertunjukan Tari Saman. Karena, Tari Saman sekarang
menjadi tari pembukaan di pesta-pesta atau peristiwa-peristiwa lain.
Sekarang, tari
itu biasanya dimainkan pada permulaan pesta-pesta.
Lagu dan Pertunjukan Tari Saman
Tari Saman
dimainkan tanpa musik tetapi ada seorang penyanyi yang mengiringi Tari Saman,
yang dinamakan Syekh. Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil
bertepuk tangan dan semua penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam
Tari Saman biasanya, temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman
menarik.
Waktu menari,
penari tidak boleh tersenyum atau tertawa, supaya kelihatan misterius.

Tari Saman Keluar Negeri
Tari Saman unik,
menarik dan penuh budaya Indonesia. Karena itu, Tari Saman tidak hanya populer
di Indonesia tetapi juga populer di luar negeri. Tari Saman sering dimainkan di
negeri asing seperti Australia dan Eropa. Baru-baru ini, Tari Saman dimainkan
di Australia untuk memperingati orang-orang yang menjadi korban tsunami tanggal
26 December 2004
Pengalaman waktu membuat proyek
Kita tidak
menyesal menari Tari Saman, karena kami ada banyak kegembiraan. Sekalipun
sesudah setiap latihan, kaki kami sakit sekali, tapi kami menikmati tarian ini.
Kalau ada hesempatan, kami mau mempelajari tari yang lain, karena itu baik
untuk latihan gerak badan!
Salam,
Esther

Ibu Lucy menyuruh
anaknya yang bernama Jeco untuk mengajar
Tari Saman. Jeco juga mengajak temannya dan gurunya datang ke sekolah mengajar
kami. Namanya Mas Cai, Mas Oon dan Inez. Mereka banyak menolong dan sabar sekali. Mereka membantu kami mengerti
tentang arti tari saman ini dan bagaimana menarikannya dengan baik. Mereka juga
manis dan hangat. Meskipun latihan
ini makan waktu, mereka masih membantu kami. Meskipan keesokan harinya Jeco ada ujian, dia masih datang ke NUS
mengajar kami! Kami benar-benar merasa berterima kasih untuk kebaikan mereka.
Salam,
Rachel

Kami berlatih
“Tari Saman” lima kali. Setiap kali latihannya selama dua jam. Biasanya, latihan kami lakukan di lecture
theatre setiap hari Selasa, sesudah selesai kuliah. Latihan terakhir pada hari Kamis tanggal 13 oktober 2005
karena kami mau membuat pertunjukan yang bagus.
Tari itu ada
banyak gerakannya! Jadi tari itu tidak
mudah. Kami hanya bisa mempelajari semua gerakan sesudah latihan yang
kedua. Tapi kami berharap ada waktu
lebih supaya kami bisa memainkan gerakan yang lain. (Kami menonton video tari itu, yang dimainkan
oleh siswa-siswa dari NTU. Tarian yang
lengkap bagus sekali!)
Kami harus
berlutut selama latihan. Keesokan harinya, lutut kami sakit semua. Kami juga tidak bisa jalan! Esther dan Rachel menyarankan stretching, jadi kami berolah raga
sebelum dan juga sesudah latihan. Ninett
selalu memakai kaos kaki supaya lutut kami tidak sakit dan kami mengikuti
memakai kaos kaki. Untung, waktu MALAM
INDONESIA kami sudah biasa dengan berlutut, jadi kami memainkan “Tari Saman”
tanpa sakit.
Ibu Lucy
menyediakan makanan seperti tahu isi sayuran dan pisang goreng jadi waktu
istirahat, kami ada makanan kecil dan selalu tidak lapar. Karena itu, kami tetap tiadk kurus setelah
pertunjukan!
Setiap latihan,
kami juga bertemu teman yang baru.
Mereka membuat latihan kami lebih asyik dan berkurang sakitnya. Kamu
mengucapkan terima kasih kepada mereka!
Salam,
Regina
Kami setuju bahwa
presentasi kami baik sekali. Memang ada masalah kecil dengan powerpoint (sorry
about that) tetapi Sylvia dan WeiYi sebagai pemandu acara mengeriakan tugas dengan amat baik. Mereka
berdua menceritakan tentang cerita dan pakaian dari Tari Saman. Sesudah itu
kami semua menari Tari Saman dengan pakaian tradisional dari Aceh, Indonesia.
Kami menari diiringi sebrang penyanyi; dia bernyanyi langsung. Penampilan kami sangat
berhasil dan bagus. Saya pikir semua tamu senang dan kami ada banyak
kegembiraan.
Salam,
Ninett

Kita hanya punya
pakaian warna merah dan kuning untuk menari.Saya kira pakaian itu benar benar
cantik dan terang sekali.Memakai pakaian tari itu menarik karena pertama kali memakai pakaian itu. Kami
tidak pernah memakai pakaian sebelumnya jadi kami kurang tahu bagaimana memakai pakaian itu. Kami hanya
perlu dua lembar kain. satu untuk sarung , yang satu lagi untuk selengang yang
perempuan juga memakai ikat kepala.
Salam,
Kok Toong
Waktu pertama
kali kami belajar tari saman, kami melihat bagaimana menari tari saman dari
video. Saya kira menari tari saman tidak susah tapi ternyata susah. Karena
menari tari saman mesti banyak konsetrasi dan harus melakukan gerakan bersama
sama. Wa ... tapi terakhir kami masih bisa belajar bagaimana melakukan gerakan
tari saman dan pertunjukan tari saman sangat bagus!
Salam,
Loo Seng

Omah Wayang Menjadi Pusat Study Seni Tradisional
Pintu Masuk Omah Wayang Omah wayang yang mulai beroperasi pada 31 januari 2008 menjadi pusat study seni tradisional. Karena di sini memiliki progam pengenalan, pendalaman, dan bentuk apresiasi seni budaya Jawa yang bisa dinikmati para pengunjung. Selain itu Omah wayang juga memberikan layanan pendidikan seni non formal tentang segala aspek budaya Jawa dan juga turut serta memberdayakan masyarakat. Omah wayang yang didirikan oleh seniman Ki. R…
Continue reading …

Continue reading …

Continue reading …

Continue reading …

Continue reading …
